Skip to main content

Tenaga Pembentuk Muka Bumi

Kita semua tahu kalau bumi tempat kita tinggal ini tidak statis, tetapi dinamis. Hal itu ditandai dengan banyaknya siklus di permukaan dan di bawah permukaan bumi. Pertanda lain bahwa bumi itu dinamis adalah adanya pergerakan lempeng bumi relatif terhadap lempeng lainnya. Kita telah mengetahui bahwa kerak bumi (crust) ini terdiri dari retakan-retakan. Retakan-retakan inilah yang disebut dengan lempeng. Nah, setelah mengetahui fakta bahwa bumi ini dinamis, kita dapat menyimpulkan bahwa banyak gaya yang terdapat di bumi. Menurut letaknya, ada dua gaya yang bekerja di bumi, yaitu gaya endogen dan gaya eksogen. 

Kemudian pernahkah kalian naik pesawat terbang? Atau berada di sebuah tempat yang tinggi? Atau puncak gunung? Jika pernah, apa yang kalian lihat di permukaan bumi? Bentuk muka bumi kita tidak rata. Bentuk muka bumi berkontur sesuai dengan kondisi masing-masing. Kali ini kita akan mempelajari bentuk muka bumi, proses pembentukannya, dan dampaknya bagi kehidupan manusia. Apabila kita amati, bentuk muka bumi kita tidaklah rata atau datar, tetapi ada yang tinggi dan ada yang rendah. Perbedaan tegak lurus antara bagian yang tinggi dan rendah pada permukaan bumi dinamakan relief atau topografi. Topografi Indonesia bermacam-macam, seperti lipatan, patahan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, bukit-bukit, pegunungan, basin, dan palung. Bentuk-bentuk muka bumi tersebut terdapat di daratan dan dasar laut. Pada hakikatnya, dasar laut merupakan bagian atau sambungan dari daratan.

Tenaga Pembentuk Muka Bumi

Proses alam apa saja yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi? Bentuk muka bumi Indonesia merupakan hasil kerja tenaga geologi, yaitu tenaga atau kekuatan yang mengubah bentuk muka bumi. Kekuatan yang mengubah kulit bumi ada dua macam, yaitu tenaga endogen dan eksogen.

a. Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga atau kekuatan yang berasal dari bagian dalam bumi. Tenaga endogen membangun bentuk muka bumi dan kulit bumi yang meliputi bagian luar permukaan bumi hingga ke bagian dalam bumi. Kulit bumi terdiri dari lapisan atau batuan yang tebalnya beberapa puluh kilometer. Tenaga endogen terdiri dari gerak tektonik, vulkanisme, dan gempa bumi.

Gerak tektonik adalah perubahan letak lapisan atau batuan pada kulit bumi, baik secara mendatar maupun vertikal. Berdasarkan kecepatan dan ukuran luas permukaan bumi yang mengalami perubahan oleh gerak tektonik dibedakan gerakan orogenesa dan gerakan epirogenesa. Orogenesa atau pembentukan pegunungan, yaitu gerak pada kulit bumi yang relatif cepat dan meliputi daerah tidak luas. Sementara epirogenesa adalah gerakan pengangkatan atau penurunan benua secara perlahan-lahan dari kulit bumi yang luas. Gerak orogenesa menghasilkan bentukan pada permukaan bumi berupa lipatan dan patahan.

Vulkanisme adalah peristiwa pergerakan magma di dalam kulit bumi hingga ke permukaan bumi. Vulkanisme juga berhubungan dengan pembentukan gunung api. Magma adalah batuan cair pijar bersuhu tinggi, terdiri dari berbagai mineral serta mengandung gas yang larut di dalamnya. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas dan merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya. Setiap gerakan merupakan peristiwa vulkanisme. Terobosan magma ke dalam lapisan kulit bumi yang tidak sampai keluar permukaan bumi disebut intrusi magma. Terobosan magma ini berupa punggungan, seperti pantai barat Sumatra, punggungan bawah laut lepas, pantai selatan Jawa, yang kemudian bersambung ke Sumba, Rote, Sabu, Timor, Aru, Seram, dan Buru.

Gempa bumi adalah getaran di permukaan bumi yang berasal dari dalam lapisan-lapisan kulit bumi. Gempa dapat dibagi atas gempa tektonik, vulkanik, dan runtuhan.


b. Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga atau kekuatan yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen biasanya merusak apa yang telah dibangun oleh tenaga endogen hingga mendapat bentuk akhir. Tenaga eksogen bekerja hanya pada permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat dikelompokkan pada pelapukan, pengangkutan, pengikisan, dan pengendapan. Pelapukan dapat dibedakan atas pelapukan mekanis, pelapukan biologi, dan pelapukan kimiawi. Pelapukan mekanis terjadi karena pemuaian dan penyusutan batu-batuan akibat naiknya suhu udara pada siang hari dan turunnya suhu pada malam hari. Pelapukan batu-batuan hanya memecahkan batu-batuan menjadi bagian-bagian kecil tanpa mengubah susunan kimianya. Dari batu besar menjadi lebih kecil, seperti kerikil, pasir, dan debu. Pelapukan biologi adalah pelapukan batuan yang disebabkan oleh makhluk hidup. Misalnya, desakan akar tumbuh-tumbuhan pada batuan. Sementara pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang merusak batu-batuan sekaligus mengubah susunan kimiawinya. Pelapukan kimiawi terjadi karena adanya gas asam arang yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, udara, dan batuan itu sendiri. Pelapukan ini banyak terjadi pada daerah batu kapur, seperti Pegunungan Sewu Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

Pengangkutan adalah pemindahan serta penempatan bahanbahan yang sudah lapuk dan terkikis. Bahan tersebut dibawa dari suatu tempat ke tempat lain oleh air, angin, gletser, dan ombak. Pada umumnya, pengangkutan dapat terjadi dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Pengikisan adalah gaya perusakan batu-batuan pada permukaan bumi. Pengikisan terjadi saat pengangkutan massa batuan hancur pada pelapukan oleh air, angin, gletser atau ombak terhadap daerah yang dilaluinya. Pengikisan oleh air mengalir disebut erosi, pengikisan oleh air laut disebut abrasi, pengikisan oleh udara disebut deflasi, dan pengikisan oleh gletser disebut eksarasi. Pengendapan merupakan kelanjutan dari tenaga eksogen dalam mencapai pekerjaan akhirnya. Bahan-bahan diangkut dan dikikis selama dalam pengangkutan akan diendapkan di suatu tempat yang lebih rendah. Hasil pengendapan disebut bahan endapan atau aluvial. Pengendapan dapat terjadi di dasar laut, dasar sungai, pinggir sungai, dasar danau, dan dataran rendah.

Pengendapan (sedimentasi) adalah proses pengendapan massa batuan atau tanah. Menurut tempat pengendapannya, ada 3 jenis proses sedimentasi yaitu sedimentasi fluvial, elois dan marine. Sedimentasi fluvial terjadi di sepanjang aliran sungai sehingga menghasilkan bentangan alam berupa delta, bantaran sungai dan tanggul. Sedimentasi elois terjadi karena angin sehingga menghasilkan bentangan alam berupa gumuk pasir (sand dunes). Sedimentasi marine terjadi karena abrasi sehingga menghasilkan bentangan alam berupa :

  1. beach – kumpulan puing batuan karang di sekitar cliff
  2. tombolo – endapan pasir yang menghubungkan 2 pulau
  3. spit – pasir berbentuk memanjang dengan satu ujung menyambung daratan dan ujung lainnya terdapat di laut
  4. bar – punggung pasir yang mengendap di seberang teluk

Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terbawa oleh air, angin, maupun gletser. Pengendapan ini bisa terjadi di darat, laut, maupun sungai. Material yang terbawa merupakan material yang berasal dari pengikisan atau pelapukan. Pelapukan ini bisa berasal dari pelapukan kimia, fisika, dan mekanik. Pengendapan  yang berlangsung lama, akan membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi. Sebagian besar batu di bumi adalah batuan sedimentasi.

Sedimentasi yang dilakukan oleh air, angin, maupun gletser memiliki hasil yang berbeda. Tergantung dari lokasi materi itu berada. Selain batuan sedimen, sedimentasi juga salah satu penyebab terbentuknya permukaan bumi. Permukaan bumi yang memiliki banyak bentuk, akibat adanya pengendapan yang berlangsung lama. Hal ini menyebabkan setiap sedimentasi membentuk sesuatu yang unik, dan mempercantik bentuk permukaan bumi. Sedimentasi sendiri dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan tenaga pengangkutnya, yaitu air, angin, dan gletser. Serta berdasarkan tempat terjadinya sedimentasi itu sendiri. Yaitu sedimentasi fluvial, marine, glasial dan teristis. 

Amblesan adalah suatu pergeseran tempat atau perpindahan material secara perlahan ke arah bawah tanpa adanya permukaan bebas sehingga tidak menimbulkan pergeseran secara horizontal. Fenomena tanah ambles kini tengah menjadi sorotan karena ada beberapa tempat yang terjadi tanah ambles pada waktu yang tidak diduga dan hal itu menjadikan banyak orang menjadi was-was jika di tempat tinggalnya juga akan mengalami hal demikian. Adanya fenomena tanah ambles ini menjadi hal yang harus diwaspadai oleh seluruh orang di dunia. sebenarnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tanah ambles ini, diantaranya hujan, tanah yang kurang padat dan tebal, adanya batuan yang kurang padat, jenis tata lahan, getaran, penggunaan air tanah yang berlebihan, adanya beban yang berat, erosi, adanya timbunan lahan dan daerah buangan sampah.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar